Rabu, 08 Mei 2013

contoh surat lamaran pekerjaan



Grobogan , 23 Maret 2013


Perihal : Lamaran Pekerjaan



Kepada Yth.


Manajer Personalia

PT. Pitik Kedu Sejahtera
Jl. Raya Segoliwet No. 33
Surabaya


Dengan hormat,


Sesuai dengan penawaran lowongan pekerjaan dari PT. Pitik Kedu Sejahtera, seperti yang termuat di harian Kompas tanggal 22 Maret 2013. Saya mengajukan diri untuk bergabung ke dalam Tim Marketing di PT. Pitik Kedu Sejahtera.


Data singkat saya, seperti berikut ini.


Nama :Siti Dwiyaningsih

Tempat & tgl. lahir : Grobogan, 8 juni 1995
Pendidikan Akhir : Sarjana Manajemen Universitas Brawijaya - Malang (Konsentrasi Manajemen Pemasaran)
Alamat : Perum Bukit Barisan Megah Blok B.8 Surakarta
Telepon, HP, email : 0271 - 80009000, 081818818818, ndwiya@yahoo.co.id
Status Perkawinan : single

Saya memiliki kondisi kesehatan yang sangat baik, dan dapat berbahasa Inggris dengan baik secara lisan maupun tulisan. Latar belakang pendidikan saya sangat memuaskan serta memiliki kemampuan manajemen dan marketing yang baik. Saya telah terbiasa bekerja dengan menggunakan komputer. Terutama mengoperasikan aplikasi paket MS Office, seperti Excel, Word, Acces, PowerPoint, OutLook, juga internet, maupun surat-menyurat dalam Bahasa Inggris.


Saat ini saya bekerja sebagai staff Marketing di PT. Maju Selamanya. Saya senang untuk belajar, dan dapat bekerja secara mandiri maupun dalam tim dengan baik.


Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :


1. Daftar Riwayat Hidup.

2. Foto copy ijazah S-1 dan transkrip nilai.
3. Foto copy sertifikat kursus/pelatihan.
4. Pas foto terbaru.

Saya berharap Bapak/Ibu bersedia meluangkan waktu untuk memberikan kesempatan wawancara, sehingga saya dapat menjelaskan secara lebih terperinci tentang potensi diri saya.


Demikian surat lamaran ini, dan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.



Hormat saya,


Siti Dwiyaningsih

pict Lee Donghae^_^

Add caption
 


 




 
 


 


 


 


 


 



Minggu, 03 Februari 2013

Laporan Kunjungan Indusri




LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
DI PT. TIGA PILAR SEJAHTERA  FOOD,TBK
SRAGEN-INDONESIA







DISUSUN OLEH:
SITI DWIYANINGSIH
XI TPHP/09




SMK NEGERI 1 WIROSARI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012



LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
DI PT.TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD.TBK
SRAGEN-INDONESIA




Oleh:
SITI DWIYANINGSIH
XI TPHP/09

Telah diperhatikan dihadapan guru pembimbing
Pada tanggal....................
Dan dinyatakan memenuhi syarat.


Ketua Progarm Keahlian                                                     Guru Pembimbing


 Agus Budhi Suswala, S.TP                                                        Eni Kurniawati, S.TP
 NIP 19760805 201101 1 002                                                 NIP.19780404 201101 2 003  

Mengetahui,
Kepala sekolah



                                               Sukamto, S.pd,. M.M  
                                           NIP.19720302 199512 1 001                                      


MOTTO

Do all the goods you can, All the best you can, In all times you can, In all places you can, For all the creatures you can.

Hari ini Anda adalah orang yang sama dengan Anda di lima tahun mendatang, kecuali dua hal : orang-orang di sekeliling Anda dan buku-buku yang Anda baca.

Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan orang lain, tapi kita bisa berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain.

Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan.

Sumber kekuatan baru bukanlah uang yang berada dalam genggaman tangan beberapa orang, namun informasi di tangan orang banyak















KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan laporan kunjungan industri di PT.Tiga Pilar Sejahtera Food,tbk dengan baik.
Kunjunga bertujuan untuk menambah wawasan serta pengetahuan yang sesungguhnya diterapkan di industri atau pabrik pengolahan.
Penyusunan laporan yang berjudul ”LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI DI PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD.TBK SRAGEN- INDONESIA” ini disusun untuk mendapatkan nilai kunjungan industri pada nilai raport di SMK NEGERI 1 WIROSARI.
Penulisan laporan kunjungan industri ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Bapak Sukamto, S.Pd., M.M., selaku Kepala SMK NEGERI 1 WIROSARI.
2. Bapak Agus Budhi S, S.TP, selaku Ketua Program Keahlian Teknolagi Pengolahan Hasil Pertanian SMK NEGERI 1 WIROSARI.
3. Ibu Eni Kurniawati S.TP, selaku guru pembimbing dalam pembuatan laporan ini dan Wali kelas XI TPHP 2011/2012.
4. Semua guru yang mengajar kelas XI TPHP SMK NEGERI 1 WIROSARI.
5.  Semua guru dan karyawan SMK NEGERI 1 WIROSARI/
6. Ayah dan ibu saya tercinta, bpk Ahmad (Alm) dan ibu Suparni, yang telah memberikan semangat,dorongan dan do’a kepada saya.
7. Teman- teman XI TPHP yang telah berjuang bersama makasih atas kebersamaan dan kerjasamanya,dan adik- adik kelas yang telah mensupport dan mendoakan.
Sebagai mana telah di ketahui bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, demi kesempurnaan laporan ini maka kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan. Dan semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.



Wirosari,2 februari 2012
Penyusun



Siti Dwiyaningsih









DAFTAR ISI
 HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
LEMBAR  PENGESAHAN.......................................................................................ii
MOTTO ……………………………………………………………………………..iii
KATA PENGANTAR................................................................................................iv
DAFTAR ISI................................................................................................................vi
BAB I      PENDAHULUAN.......................................................................................1
A.          Latar belakang.................................................................................1
B.          Tujuan..............................................................................................2
C.          Manfaat ...........................................................................................2
BAB II     TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
A.          Mie....................................................................................................3
B.          Bahan Pembuatan Mie Kering......................................................5
C.          Proses Pembuatan Mie Kering......................................................7
D.     Pengendalian Mutu (Quality Control)............................................9
E.      Sanitasi.............................................................................................11
BAB III    TATA LAKSANA KUNJUNGAN INDUSTRI.....................................12
A.          Pelaksana Kunjungan Industri......................................................12
B.          Waktu dan Tempat.........................................................................12
C.          Metode.............................................................................................12
 BAB IV    HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................13
A.          Keadaan Umum Perusahaan........................................................13
B.          Manajemen Perusahaan................................................................14
C.          Penyediaan Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Quality  Control............................................................................................17
D.          Proses Produksi Mie kering..........................................................20
E.          Perlengkapan Mesin dan Alat Proses Produksi Mie kering......20
F.           Layout.............................................................................................24
     BAB V    PENUTUP..................................................................................................26
A.      Kesimpulan....................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................27
LAPIRAN FOTO.......................................................................................................28
LAMPIRAN TABEL.................................................................................................33

      BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Pada saat ini pola kehidupan masyarakat semakin modern, hal ini menjadikan pola makan dan kebutuhan yang berbeda, sehingga mereka menginginkan suatu kemudahan dan kepraktisan, termasuk dalam pemenuhan kebutuhan pangan yang cepat saji. Hal tersebut tentunya sangat menguntungkan, ditinjau dari  sudut pandang yang begitu beragam konsumsi pangan. Dengan demikian kita akan terhindar dari ketergantungan bahan pokok saja. Terbukti akhir-akhir ini semakin banyak orang yang menyukai makanan cepat saji.
Salah satu produk industri yang bergerak dibidang pengolahan pangan adalah mie. Mie merupakan salah satu produk olahan yang terbuat dari bahan dasar gandum (tepung terigu) dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lainnya yang diizinkan. Kualitas mie yang dihasilkan banyak dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah quality control atau pengendalian mutu mie. Dimana diketahui bahwa pengendalian mutu pada proses pembuatan mie instant memerlukan penanganan yang sangat kompleks. Agar dapat dihasilkan produk mie instant yang berkualitas baik. Peningkatan kualitas produk tidak lepas dari pengendalian dan pengawasan agar dihasilkan produk yang sesuai standar mutu. 
Salah satu industri yang memproduksi makanan khususnya mie instant yaitu PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Sragen. Di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk selalu menerapkan sistem keamanan pangan sehingga produk yang dihasilkan memberikan kepuasan bagi konsumen serta memberikan jaminan keamanan pangan. Produk akhir yang demikianlah yang akan dipasarkan ke konsumen.




  1. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan kunjungan industri di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food,Tbk Sragen ini adalah :
1. Mengetahui proses produksi dan mempelajari pengawasan mutu proses         pengolahan mie kering mulai dari tahap penyediaan bahan baku sampai penanganan pendistribusian produk.
2.  Mempelajari dan mengkaji berbagai masalah yang ada dalam pengendalian mutu pada proses produksi mie kering serta solusi pemecahannya.

C.  Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Sragen ini adalah :
1. Mengetahui proses produksi mie kering di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Sragen.
2. Mengetahui kondisi dunia kerja secara nyata.




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
  1. Mie
Mie adalah salah satu bentuk makanan yang cukup diminati oleh masyarakat Indonesia. Sebagai contoh, mie kering dan mie instant banyak dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di wilayah perkotaan, yang mempunyai jadwal atau aktifitas yang padat. Mereka memilih mie kering dan mie instant karena dapat dijadikan makanan alternatif pengganti nasi (Astawan, 2008)
 Mie merupakan bahan pangan yang cukup potensial, selain harganya relatif murah dan praktis mengolahnya, mie juga mempunyai kandungan gizi yang cukup baik. Di dalam 100 gr mie kering terkandung energi 338 Kal, protein 7.6 g, lemak 11.8 g, karbohidrat 50.0 g, mineral 1.7 mg dan kalsium 49 mg. Dilihat dari kandungan gizinya, mie rendah akan kandungan kalorinya sehingga cocok untuk orang yang sedang menjalani diet rendah kalori (Anonim, 2010).
Mie merupakan salah satu produk olahan yang terbuat dari bahan dasar gandum (tepung terigu) dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lainnya yang diizinkan. Dalam ilmu pangan, mie dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu mie segar atau mie mentah, mie basah, mie kering dan mie instant. Mie segar atau mie mentah adalah mie yang tidak mengalami proses tambahan setelah pemotongan dan mengandung kadar air sekitar 35 %, umumnya digunakan untuk bahan baku mie ayam. Mie basah adalah jenis mie yang mengalami proses perebusan setelah tahap pemotongan dan mengandung kadar air 52%. Mie kering adalah mie segar yang telah dikeringkan hingga kadar airnya mencapai 8- 10%. Sedangkan mie instant adalah mie yang dihasilkan dari proses penggorengan setelah diperoleh mie segar. Kadar air mie instant umumnya 5- 8%, sehingga memiliki daya simpan yang lama (Anonimb, 2010).


Dalam Standar Nasional (SNI) nomor 01- 3351- 1994, mie instant didefinisikan sebagai produk makanan kering yang terbuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan, berbentuk khas mie dan siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan air mendidih selama 3- 4 menit. Berikut ini tabel mengenai syarat mutu mie instant berdasarkan SNI tersebut.
Tabel 1 Syarat Mutu Mie Instan Berdasarkan SNI 01- 0355- 1994
No
Kriteria uji
Satuan
standar
1.
Keadaan
1.1  Tektur
1.2  Aroma
1.3  Rasa
1.4  Warna
-
-
-
-
-
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
2.
Benda asing
-
Tidak boleh ada
3.
Keutuhan
%b/b
Min 90
4.
Kadar air
4.1 proses penggorengan
4.2 Proses pengeringan

%b/b
%b/b

Maks 10,0
Maks 14,5
5.
Kadar protein
5.1 mie dari terigu
5.2 mie bukan dari terigu

%b/b
%b/b

Min 8,0
Min 4,0
6.
Bilangan asam
Mg KOH/g minyak
Maks 2
7.
7.1 Cemaran logam
7.2 Timbal
Raksa (Hg)

Mg/Kg
Mg/Kg

Maks 2,0
Maks 0,05
8.
Arsen (As)
Mg/kg
Maks 0,5
9.
Cemaran mikroba
9.1 Angka
9.2 lempeng totalE.coli
9.3 Salmonela
9.4 Kapang

Koloni/g
APM/g
Koloni/gr
Koloni/gr

Maks 1,0 x 106
< 3
Negatif / 25 gr
Maks 1,0 x 103

Sumber: Dewan Standarisasi Nasional, 1994







                                                                                                                 
B. Bahan Pembuatan Mie Kering
1. Bahan Utama
Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan mie. Tepung terigu diperoleh dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling. Tepung terigu berfungsi membentuk struktur mie, sumber protein dan karbohidrat. Kandungan protein utama tepung terigu yang berperan dalam pembuatan mie adalah gluten. Gluten dapat dibentuk dari gliadin (prolamin dalam gandum) dan glutenin. Protein dalam tepung terigu untuk pembuatan mie harus dalam jumlah yang cukup tinggi supaya mie menjadi elastis dan tidak rapuh sewaktu proses produksinya. Bahan-bahan lain yang digunakan antara lain air, garam, bahan pengembang, zat warna, bumbu dan telur(Anonimd, 2010).
Jenis – jenis tepung terigu :
a.Tepung terigu berprotein tinggi (bread flour): tepung terigu yang mengandung kadar protein tinggi (11% - 13%) digunakan sebagai bahan pembuat roti, mie, pasta, donat.
b. Tepung berprotein sedang atau serbaguna (all purpose flour): tepung terigu yang mengandung kadar protein sedang (8% - 10%) digunakan sebagai bahan pembuatan kue.
c.Tepung berprotein rendah (pastry flour): mengandung protein (6%-8%) umumnya digunakan untuk membuat kue yang renyah, seperti biscuit atau kulit gorengan. (Anonime, 2010)
Meskipun bahan utama dalam pembuatan mie adalah tepung terigu, tetapi pada kenyataannya dalam pembuatan mie juga digunakan tepung pensubstitusi sebagai pengganti tepung terigu, sehingga penggunaan tepung terigu bisa dikurangi. Tepung pensubstitusi yang biasa ditambahkan adalah tepung tapioka, tepung singkong dan tepung beras.




Adapun komposisi gizi dari tepung terigu dan tepung pensubstitusi dalam pembuatan mi menurut Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan 1992 dapat dilihat pada tabel 2      
Tabel 2  Komposisi gizi dari tepung terigu dan tepung pensubstitusi
Zat gizi
Terigu
Tapioka
Tepung singkong
Tepung beras
Energi (kal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Besi (mg)
VitaminB1(mg)
Air (g)
365
8,9
1,3
77,3
16
106
1.2
0,12
12
362
0,5
0,3
86,9
0
0
0
0,12
12
363
1,1
0,5
88,2
8,4
125
1
0,04
9,1
364
7
0,5
80
5
140
0,8
0,12
12
Sumber : Direktorat Gizi, Depkes (1992)
2. Bahan Tambahan
a. Tapioka
Tepung tapioka adalah pati yang diperoleh dari ekstrak ubi kayu melalui proses pemarutan, pemerasan, penyaringan, pengendapan pati, dan pengeringan. Penggunaan tepung terigu untuk kalangan industri pengolahan mie di Indonesia sangantlah besar. Oleh karena itu, pemanfaatan tepung tapioka sebagai pensubstitusi diharapkan dapat mengurangi penggunaan tepung terigu sehingga dapat memberi keuntungan yang cukup besar. Tepung tapioka dapat digunakan sebagai bahan alternatif agar mie tetap kenyal, dan tidak lengkat saat dicetak. Dari segi hargapun tepung tapioka lebih murah dibanding dengan tepung terigu (Made Astawan, 1999).
b. Garam
Garam berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie, meningkatkan fleksibilitas dan elastisitas mie serta mengikat air. Garam dapat menghambat aktivitas enzim protease dan amilase sehingga pasta tidak bersifat lengket dan tidak mengembang secara berlebihan (Winarno, 1997).




c. Air
Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat, melarutkan garam, dan membentuk sifat kenyal gluten. Pati dan gluten akan mengembang dengan adanya air. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH antara 6 - 9, hal ini disebabkan absorpsi air makin meningkat dengan naiknya pH. Makin banyak air yang diserap, mie menjadi tidak mudah patah. Jumlah air yang optimum membentuk pasta yang baik(Anonimf, 2010).

C.Proses Pembuatan Mie Kering
   Proses pembuatan mie melalui beberapa tahap, yaitu dimulai dengan pencampuran bahan ke hopper, selanjutnya dilakukan pengadukan (mixing), pembentukan adonan menjadi lembaran (roll-sheeting), pembelahan lembaran menjadi untaian mie (slitting), pengukusan (steaming), pemotongan dan pelipatan (cutting and folding), penggeringan (drying), pendinginan (cooling), dan pengemasan (packing) .
Dalam proses pengadukan (mixing) semua bahan dimixer menjadi satu sampai terbentuk adonan. Tujuan proses ini adalah mendapatkan adonan yang cukup kadar airnya untuk membentuk struktur gluten sehingga diperoleh adonan yang homogen dan memudahkan dalam proses pembentukan lembaran.
 Pembentukan lembaran (roll-sheeting) bertujuan untuk membentuk struktur gluten dengan arah yang sama secara merata dan lembaran adonan menjadi lembut serta elastis. Proses ini merupakan proses pembentukan adonan menjadi lembaran yang menentukan tekstur mie yang dihasilkan karena pada proses inilah terjadi pembentukan struktur gluten.
Setelah adonan diuleni akan terbentuk adonan yang kalis, licin dan transparan. Dan adonan berbentuk lembaran, selanjutnya lembaran adonan tersebut dibelah sehingga berbentuk gelombang. Mie yang berwujud untaian bergelombang      selanjutnya dibawa oleh steam box conveyor ke dalam steam box untuk proses pengukusan atau steaming. Penguksan atau   steaming dimaksudkan untuk memasak mie menjadi mie masak dengan sifat fisik yang solid. Sehingga akan diperoleh tekstur mie yang baik yakni lembut, lunak dan elastis.
Kemudian setelah mie keluar dari steam box, selanjutnya dilakukan pemotongan dan pelipatan (cutting and folding) . Pemotongan adalah proses memotong lajur mie pada ukuran tertentu, dan melipat menjadi dua bagian yang sama panjang. Tujuan dari proses ini adalah untuk mendapatkan bentuk ukuran mie yang sesuai standar dan kondisi kemasan.
Selanjutnya setelah proses pemotongan dan pelipatan kemudian dilakukan proses pengeringan. Pengeringan merupakan pemberian sejumlah panas kepada suatu bahan sehingga bahan tersebut menjadi kering. Tujuan proses ini adalah untuk mengurangi kadar air didalam mie sehingga menjadi, kaku dan awet.
 Berikutnya setelah pengeringan  dilakukan pendinginan. Pendinginan (cooling) adalah proses pengangkutan mie panas setelah penggorengan ke dalam ruang pendingin mie dengan blower. Tujuan dari proses pendinginan mie ini adalah untuk mendinginkan mie panas yang keluar dari proses penggeringan hingga diperoleh suhu mendekati suhu kamar sebelum dikemas dengan etiket.
Dan yang terakhir dilakukan pengemasan (packaging), ini adalah proses pembungkusan mie, saos dan minyak saos dengan menggunakan etiket sesuai standar yang ditetapkan. Tujuan pengemasan mie adalah untuk melindungi mie dari kemungkinan- kemungkinan rusak sehingga mie tidak mengalami penurunan kualitas sampai di tangan konsumen (Sumber : PT.Tiga Pilar Sejahtera Food,tbk).



















Oval: Tepung terigu dan        pensubtitusi

Bagan
pembuatan mie kering

→→→→

 

 

Tepung Terigu dan
pensubstitusi
mixing
Slitti           ng↓↓↓↓                                
Larutan alkali
 
mixing
 
Cutting & folding
Frying
Roll-sheeting
 
                                        


 

Slitting

 
                                                          
Steaming
 
                                 
drying
 
Cutting dan folding
 
                               
                                                 
Packing
 
Colling
 
                                                                                                                                                                     

Gambar 3 Bagan proses pembuatan mie kering


D. Pengendalian Mutu (Quality Control)
Pengendalian mutu adalah kegiatan terpadu mulai dari pengendalian standar mutu bahan, standar proses pengolahan bahan, barang setengah jadi, barang jadi, hingga pengiriman akhir ke konsumen agar sesuai dengan sepesifikasi mutu yang direncanakan. Tujuan pengendalian mutu di pengolahan mie instant adalah untuk mengawasi dan mengendalikan proses produksi mie instant sehingga dihasilkan produk jadi yang sesuai dengan standar mutu atau persyaratan yang ditetapkan (Winarno, 1994).



  Menurut Raharjo (2004) faktor yang diperhatikan dalam pengendalian mutu proses produksi mie kering ialah :
1. Bentuk Mie
Bentuk mie yang baik adalah kepingan mie yang membentuk segi empat tiga dimensi yang rapi serta bentuk gelombang yang sama dan simetris.
2. Berat Mie
Pengawasan dan pengendalian berat mie sangatlah penting agar dapat diperoleh berat mie yang standar dan sesuai yang ditetapkan.
3. Kode Produksi
Kode produksi yang tercantum pada etiket maupun pada karton penting diperhatikan karena merupakan bentuk informasi yang diperlukan oleh pihak external (disributor, grosir, pengecer, toko, warung, pembeli dan pemerintah) ataupun pihak internal (marketing, QC, dan bagian produksi). Maksud dan tujuan digunakan kode produksi ini adalah untuk memberi informasi tentang batas kadaluarsa, kode identitas pelaksana produksi, nomor mesin yang dipakai dan tanggal produksi.
4. Incoming Inspection/ pemeriksaan barang datang
Hal ini bertujuan untuk   melakukan pemeriksaan atau inspeksi terhadap barang  yang datang dari pemasok bahan baku produksi sebelum disimpan sementara di gudang atau sebelum dipakai produksi.
5. Shelf Life/ masa simpan
Merupakan salah satu uji mutu terhadap produk yang disimpan dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memeriksa atau mengetahui masa simpan produk. Ada tiga hal yang diperiksa untuk mengetahui yang berpengaruh terhadap umur simpan yaitu kondisi bumbu menggumpal atau tidak, kondisi sealing bocor atau tidak, dan kondisi mie mengenai tingkat oksidasi yang terjadi.
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) atau analisis bahaya dan titik pengendalian kritis merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengawasi secara ketat setiap tahapan proses pengolahan yang dianggap kritis dan membahayakan bagi keamanan produk yang dihasilkan. Pengawasan dan pengendalian dimulai dari penerimaan bahan mentah, proses pengolahan, sampai dengan pengemasan, penyimpanan dan pendistribusian. Pengawasan ini mengidentifikasi kemungkinan adanya bahaya serta menentukan tahaptahap pengolahan yang memerlukan pengawasan khusus. Tahap- tahap tersebut diawasi secara seksama untuk dapat menghasilkan produk yang dapat dijamin keamanannya. Dengan mengetahui titik kritis dalam setiap tahap proses yang perlu diawasi untuk setiap jenis makanan yang diolah, maka dapat diterapkan rancangan proses yang tepat

E. Sanitasi
Sanitasi merupakan pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran hasil olahan, menjaga nilai estetika konsumen serta menciptakan lingkungan kerja yang bersih, aman, dan nyaman Sanitasi pangan merupakan hal yang sangat penting dalam industri pengolahan hasil makanan karena dapat mempengaruhi produk akhir yang dihasilkan. Sanitasi diperlukan mulai dari bahan baku sampai produk akhir atau produk siap dikonsumsi sehingga dihasilkan produk akhir yang terjaga keamanannya

















BAB III
 TATA LAKSANA KUNJUNGAN INDUSTRI

A. Pelaksana Kunjungan Industri
Nama : SITI DWIYANINGSIH
NIS    : 009
Kelas  : XI TPHP 1
Sekolah: SMK NEGERI 1 WIROSARI
B. Waktu dan Tempat
Waktu Kunjungan Industri Hasil Pertanian ini dilaksanakan tanggal 17 Januari 2012. Tempat kunjungan ini dilaksanakan di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk yang beralamt di Jln. Grompol – Jambangan Km 5,5 Masaran, Sragen- Jawa Tengah Indonesia.
C. Metode
Kegiatan kunjungan industri yang dilaksanakan di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Sragen ini dilakukan dengan metode :
1. Pengumpulan data secara langsung atau primer
a. Wawancara
Adalah melaksanakan wawancara dengan pihak-pihak dari perusahaan yang bersangkutan guna mengetahui segala hal yang diperlukan.
b. Observasi
Adalah melakukan pengamatan secara langsung mengenai kondisi dan kegiatan yang ada di lokasi perusahaan
2. Pengumpulan data secara tidak langsung atau sekunder
a. Studi Pustaka
Adalah mencari dan mempelajari pustaka mengenai masalah- masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan kunjungan industri
b. Dokumentasi



BAB IV
 HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Perusahaan
1. Sejarah Perkembangan Perusahaan
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang pangan. Riwayat perusahaan ini dimulai pada tahun 1959 ketika Tan Pia Soe merintis sebuah usaha wiraswasta dengan nama perusahaan Bihun Cap Cangak Ular di Sukoharjo Jawa Tengah untuk memproduksi bihun jagung. Berangkat dari keberhasilan usaha tersebut dan tingginya permintaan pasar akan produk makanan yang praktis, pada tahun 1992 generasi ke-3 dari keluarga pendiri, mendirikan sebuah perusahaan baru yakni PT. Tiga Pilar Sejahtera yang dalam waktu singkat mampu meraih posisi sebagai pemimpin pasar di Indonesia untuk mie kering dan bihun kering. Pada tahun 2001 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food mulai memasuki bisnis consumer food product dengan membangun unit produksi mie instant yang produk dan pemasarannya dimulai pada tahun 2002
Kawasan industri terpadu PT. Tiga Pilar Sejahtera Food,Tbk Sragen terdiri dari 4 unit yaitu :
a. Unit mie kering
b. Unit mie instant
c. Unit bihun kering
d. Unit biscuit
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk memiliki filosofi bisnis ”Menyajikan untuk lebih baik dengan harga yang kompetitif”. Oleh karena itu, sejak awal berdiri PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk berusaha membangun sebuah identitas merek yang diasosiasikan dengan mutu yang konsisten dan harga yang terjangkau. Dengan demikian PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk dapat memenuhi beragam konsumen, terlepas apakah konsumen mementingkan harga, mutu atau nilai.
 Falsafah perusahaan dalam menjalankan roda usaha “ Bertindak Pintar” yang merupakan singkatan dari Kebersihan, Continous, Improvement, Produktivitas, Disiplin, Integritas, dan Kerjasama tim.
Saat ini perusahaan melakukan kegiatan operasional kantor pusat di Alun Graha Suite 110 Jln. Prof. Soepomo no 233 Tebet Jakarta Selatan. Sedangkan kegiatan produksi dipusatkan di Jln. Grompol Jambangan km 5,5 Sepat Masaran Sragen Jawa Tengah.
 Adapun produk dari PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk antara lain :
a. Mie Kering (Superior, A2T, Filtra, Spider)
b. Mie Instant (Superior, Manami, Kabayan, HaHa Mie)
c. Snack (Mie Kremez, Hayomie, Mie Shorr)
d. Bihun Kering (Superior, Filtra, Spider)
e. Bihun Instant (Bihunku, Papakare)
f. Bihun Jagung (Yumi, Superior)
g. Biscuit (Pio, Pio+ otolaoz, Growie)
2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi : Menjadi perusahaan makanan dan minuman 5 besar di kawasan Asia Tenggara selambat- lambatnya tahun 2002.
Misi : Menyajikan produk makanan dan minuman bermutu dengan citra merek yang kuat dan harga lebih bersaing dibanding dengan produk kompetitor.
B. Manajemen Perusahaan       
1. Struktur Organisasi Perusahaan
Sturktur organisasi merupakan mekanisme formal untuk mengelola organisasi yang menunjukkan kerangka dan pola hubungan antara fungsi, bagian, posisi, dan orang serta menjelaskan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dalam spek kerja, koordinasi, pengambilan keputusan dan besarnya satuaan kerja. Struktur organisasi merupakan kerangka hubungan yang mengatur wewenang dan kegiatan pengaturan kerja supaya segala suatu yang menjadi tujuan organisasi akan mudah dicapai (Adi Joko Guritno,1992).
Struktur organisasi PT. Tiga Pilar Sejahtera merupakan organisasi berbentuk lini atau garis. Dengan sistem ada wewenang langsung dari atasan untuk memberikan perintah dan mengambil keputusan sehingga proses pengaliran perintah dari atasan sampai bawahan akan berjalan dengan cepat.
 





















Gambar 4 Struktur organisasi PT. Tiga Pilar Sejahtera.Tbk


2. Ketenagakerjaan
Semua hal mengenai ketenga kerjaan diatur dalam surat perjanjian kerjasama PT. Tiga Pilar Sejahtera dan PT. Poly Meditra Indonesia dengan unit kerja serikat pekerja PT. Tiga Pilar Sejahtera. Karyawan PT. Tiga Pilar Sejahtera berjumlah 2894 orang. Yang terdiri dari 1094 orang karyawan laki- laki dan 1800 orang karyawan perempuan. Khusus untuk unit produksi mie instant total karyawan ada 399 orang. Waktu kerja biasa PT. Tiga Pilar Sejahtera adalah selama 8 jam/ hari dan 48 jam seminggu atau 6 hari kerja, yaitu hari Senin sampai Sabtu dimana hari Sabtu merupakan hari pendek. Adapun pembagian jam kerja PT. Tiga Pilar Sejahtera yaitu:
1) Non Shiff
Senin – Jumat : 08.00 – 16.00 WIB
Sabtu : 08.00 –14.00 WIB
Istirahat selama 1 jam, yaitu pada pukul 12.00- 13.00. Khusus pada hari Jumat waktu istirahatnya selama 90 menit dan hari Minggu adalah waktu istirahat mingguan atau libur.
2) Shiff
Jadwal kerja:
Senin – Jumat:
Shiff I : 07.00 – 15.00 WIB
Shiff II : 15.00 – 23.00 WIB
Shiff III : 23.00 – 07.00 WIB
Sabtu
Siff I : 07.00 – 12.00 WIB
Shiff II : 12.00 – 17.00 WIB
Shiff III : 17.00 – 22.00 WIB
Waktu tersebut sudah termasuk istirahat selama 1 jam dan minggu adalah istirahat mingguan.
3. Hak dan Kewajiban
Perusahaan berhak melakukan (mutasi) pemindahan jabatan dari tenaga kerja menjadi mandor atau sebaliknya, (rotasi) perputaran jam kerja, (promosi) mengenalkan produk kepada konsumen atau mempromosikan tenaga kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sistem pembayaran upah karyawan dilakukan sesuai dengan ketentuan pemerintah setampat atau ( UMK).
 Jaminan Sosial dan Ketenagakerjaan atau hak yang dapat diperoleh karyawan meliputi kenaikan gaji, Tunjangan Hari Raya (THR), uang santunan kecelakaan, santunan kematian bukan karena kecelakaan kerja dan bantuan terhadap kelahiran atau kematian. Untuk perawatan dan pengobatan karyawan perusahaan menyediakan poliklinik 24 jam non stop dan bantuan biaya kaca mata.
 Fasilitas lain yang didapatkan karyawan adalah air minum secara cuma- cuma kepada seluruh karyawan, menyediakan makanan tambahan untuk pekerja shiff III dan khususnya di bulan Ramadhan pekerja pada shiff III juga dapat jatah makan sahur.
 Perusahaan juga menyediakan tempat atau sarana ibadah untuk pekerja muslim. Koperasi karyawan (semua karyawan wajib menjadi anggota koperasi), bus karyawan yang siap untuk antar jemput.
Sedangkan kewajiban dari karyawan yaitu karyawan wajib mengikuti peraturan yang berlaku, wajib absen dengan kartu Amano setiap datang dan sebelum pulang kerja, semua karyawan wajib memakai perlengkapan yang diperlukan seperti sebrak atau celemek, topi, dan masker.
 Kemudian larangan bagi karyawan antara lain berulang kali datang terlambat ke tempat kerja, membawa makanan dan minuman ke dalam, menolak perintah yang layak dari atasan atau malas melakukan pekerjaan, melalaikan kewajiban dan bekerja secara sembarangan atau ceroboh sehingga mengakibatkan kerusakan alat atau mesin dan lainnya.
 Sanksi terhadap pelanggaran dan tata tertib kerja adalah beberapa kali teguran, SP1, SP2, SP3, Skorsing dan PHK.
C. Penyediaan Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Quality Control
1. Penyediaan bahan baku dan bahan tambahan
Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi mie kering adalah tepung terigu dan pati tapioka. Bahan baku inilah yang akan paling berpengaruh terhadap hasil produk yang akan diperoleh nantinya.
 Ketersediaan tepung terigu merupakan syarat utama bagi terlaksanakannya proses produksi mie kering. Tepung terigu yang dipersyaratkan untuk digunakan produksi mie kering sangat ditentukan oleh kandungan gluten dari tepung terigu tersebut. PT. Tiga Pilar Sejahtera menggunakan beberapa tepung terigu yang berasal dari beberapa supplier pula. Dari berbagai merk tersebut dilakukan pembedaan berdasarkan kadar glutennya, yaitu grade A dan grade B. Grade A merupakan kelompok tepung terigu yang mempunyai kadar gluten yang tinggi antara 10- 20 %, sedangkan grade B mempunyai kadar gluten lebih rendah antara 7- 9 %.
Sebagian besar dari merk tersebut didatangakan dari supplier di Jakarta dan Surabaya, terutama dari PT. Bogasari Flour Mills, selain itu PT. Tiga Pilar Sejahtera juga melakukan import tepung terigu yang berasal dari India. Sedangkan untuk tepung tapioka digunakan dalam jumlah yang kecil yang kebanyakan didatangkan dari supplier dari Lampung yakni PT. Sinar Pematang Mulia. Tapioka ditambahkan dalam jumlah kecil sebagai campuran tepung terigu dengan maksud untuk mendapatkan kadar gluten yang diinginkan sehingga akan diperoleh tekstur mie yang dikehendaki.  
2. Spesifikasi dan Quality Control Bahan Baku dan Bahan Tambahan
Semua bahan yang digunakan harus memenuhi standar yang telah ditentukan, karena sangat menentukan kualitas produk mie yang dihasilkan. Oleh karena itu pada setiap barang yang akan digunakan dilakukan pengecekan dan pemeriksaan dalam rangka pengendalian mutu bahan mentah.

3. Sumber Bahan
a. Bahan Baku
1) Tepung
a) Tepung terigu semar/ WFP (World Food Programme) dari PT. Bogasari Flour Mills Surabaya, tepung terigu Manildra Kapal import dari Australia.
b) Tepung tapioka dari SPM (Sinar Pematang Mulia) Lampung Tengah..
b. Bahan Tambahan
1) Larutan Alkali
Dibuat dari campuran air, garam, Natrium Karbonat, Kalium Karbonat, Natrium Polifosfat, pewarna (Tatra Zine C1 19140/ Sunset Yellow). Standar pH alakali mie 9- 10, suhu alkali 20 oC homogenitas rata dan berwarna kuning. Alkali yang digunakan didatangkan dari Surakarta.
2) Air
Dalam pembuatan mie air berperan sebagai media agar adonan tergelatinisasi sempurna. Air yang digunakan dalam pembuatan mie kering di PT. Tiga Pilar Sejahtera adalah air tanah yang berasal dari sumur bor yang terdapat dalam lokasi pabrik.
3) Garam
Berfungsi untuk memberikan rasa, memperkuat tekstur mie, mengikat air, menghambat enzim amylase dan protease sehingga mie tidak bersifat lengket dan tidak mengembang secara berlebihan. Garam yang digunakan berasal dari Semarang.
4. Penanganan Bahan
Semua bahan mentah yang digunakan ditampung dalam gudang bahan mentah. PT. Tiga Pilar Sejahtera mempunyai sebuah gudang bahan mentah untuk menyimpan semua tepung, baik tepung terigu, tepung tapioka,
Penggudangan bahan mentah menggunakan sistem FIFO (First In First out), agar bahan mentah dengan kedatangan awal dapat digunakan untuk produksi lebih awal pula sehingga mutu bahan mentah tidak mengalami penurunan mutu karena terlalu lama penyimpanan. Hal yang paling penting dalam penggudangan adalah bahwa kondisi gudanga harus selalu diperhatikan kebersihannya dan selalu dalam keadaan kering.
Namun sayangnya hingga saat ini kondisi gudang PT. Tiga Pilar Sejahtera belum mempunyai alat pengatur suhu dan kelembaban ruang gudang, mengingat sifat tepung yang sangat higroskopis. Penataan tepung dikelompokkan menurut jenis tepung dan gradiennya dengan sistem blok, namun kadang kala sistem ini tidak berjalan secara ideal karena keterbatasan ruang serta jumlah kedatangan yang berlebih.
Jumlah persediaan tepung terigu tidak pernah kekurangan untuk jalannya produksi mie kering, sebab pada gudang bahan diterapakan sistem buffer stock yaitu stock minimal yang harus ada untuk produksi selanjutnya dalam kurun waktu tertentu. Selain itu jadwal kedatangan bahan mentah dan jadwal produksi tidak selalu sama beriringan.





D. Proses Produksi Mie kering
Pembuatan mie instant melalui beberapa proses utama yaitu penuangan bahan tepung ke dalam secrew conveyor, pengadukan (mixing), pembentukan adonan menjadi lembaran (roll-sheeting), pembelahan lembaran menjadi untaian mie (slitting), pengukusan (steaming), pemotongan dan pelipatan (cutting and folding), penggeringan (drying), pendinginan (cooling) dan pengemasan (packing).
E.  Perlengkapan Mesin dan Alat Proses Produksi Mie kering
Perlengkapan mesin yang digunakan yaitu :
1. Hopper
Fungsi : sebagai pengayak dan penampung tepung.
Spesifikasi : Terbuat dari stainless steel yang berbentuk tabung silinder dengan alas berbentuk kerucut. Kapasitas 250 kg, deameter 160 cm.
2. Screw Conveyor
Fungsi : untuk memindahkan tepung dari gudang harian di lantai dasar ke mixer di lantai atas.
Prinsip kerja : berdasarkan putaran screw yang digerakkan oleh motor.
Spesifikasi : terbuat dari stainless steel dan dilengkapi dengan pipa spiral untuk memasukkan tepung dari screw ke dalam mixer. Panjang screw 9 meter (terdiri dari 3 screw yang digabung jadi 1), dameter pipa 12 cm, dipasang miring. Panjang pipa spiral 130 cm dan oleh 3 motor dengan kecepatan 1370 rpm dan daya listrik tiap motor 7, 5 Kwh.
3. Tangki Larutan Alkali
Fungsi : sebagai tempat terjadinya pencampuran antara air dan bahanbahan larutan alkali.
Prinsip kerja : berdasarkan perputaran agigator sehingga bahan- bahan dapat tercampur rata dan homogen.
Spesifikasi : tangki ini terbuat dari stainless steel dengan kapasitas 400 liter dan menggunakan 1 buah motor dengan daya 1, 5 Kwh. Mempunyai dimensi panjang 80 cm, lebar 80 cm dan tinggi 100 cm.


4. Mixer
Fungsi : untuk mencampurkan tepung dengan larutan alkali agar didapat campuran yang homogen dan elastis.
Prinsip kerja : berdasarkan adanya motor sehingga terjadi perputaran baling– baling secara berlawanan arah yang mengakibatkan adanya tekanan antara bahan, dinding mixer, dan baling- baling sehingga terbentuk adonan yang homogen.
Spesifikasi : alat ini terbuat dari stainless steel dengan kapasitas 250 Kg. Kecepatan pengadukan 100 rpm (fast mixing) dan 60 rpm (slow mixing) dilengkapi dengan panel kontrol listrik dan menggunakan motor dengan daya 15 Kwh. Alat ini mempunyai dimensi panjang 20 cm, lebar 90 cm, tinggi 100 cm. Di dalam mixer terdapat baling- baling sebanyak 34 buah dengan panjang masing- masing 20 cm. Terdapat pula pipa alkali pada bagian atas mixer panjang 196 cm dan memiliki lubang- lubang kecil sepanjang pipa. Mixer ini beroperasi dengan sistem batch dengan lama pengadukan 14 menit (3 menit fast mixing dan 11 menit slow mixing).
5. Dough Feeder
Fungsi : untuk mengumpan adonan mie sebelum masuk ke mesin press.
Prinsip kerja : berdasarkan perputaran jarum feeder yang digerakan oleh motor yang membantu memasukkan adonan ke dalam mesin press. Adonan yang ditampung akan dikeluarkan secara otomatis melalui pintu feeder dengan cara menggeser maju atau mundur pada platnya.
Spesifikasi : Dough feeder berbentuk bulat horizontal dengan tinggi 40 cm dan diameter 30 cm, panjang jarum feeder 130 cm digerakkan oleh motor listrik berdaya 1,5 Kwh.






6. DCM (Dough Compound Machine)
Fungsi : untuk menguleni adonan yang masuk melalui dough feeder.
Prinsip kerja : berdasarkan gerakan 2 pasang roll press di dalam mesin DCM yang digerakkan oleh motor listrik sehingga menghasilkan lembaran adonan sebanyak 2 lembar.
Spesifikasi : mesin ini berdimensi panjang 150 cm, lebar 130 cm, tinggi 140 cm dengan panjang roll press 60 cm dan diameter 40 cm yang digerakkan oleh motor listrik dengan daya 1,5 Kwh.
7. Laminate Roller
Fungsi : mengubah adonan menjadi1 lembar adonan yang dihasilkan oleh Dough Compound Machine.
Prinsip kerja : karena adanya tekanan antar roller pressing.
Spesifikasi : dengan sumber daya motor lstrik, mesin terbuat dari stainless steel.
8. Continous Roller
Fungsi : melanjutkan proses dari laminate roller untuk membentuk lembaran adonan menjadi lebih tipis.
Prinsip kerja : karena adanya tekanan antar roller pressing.
Spesifikasi : dengan sumber daya motor listrik, mesin terbuat dari stainless steel.
9. Slitter
Fungsi : untuk membentuk lembaran adonan menjadi untaian mie kemudian menuju waving coveyor.
10. Steamer
Fungsi : untuk mengukus untaian mie yang keluar dari waving unit secara continue dengan uap air panas atau steam, selama 70- 73 detik. Jumlah mesin steamer yang dimiliki PT. Tiga Pilar Sejahtera ada 12.
Prinsip kerja : yaitu steam dari boiller yang dialirkan ke pipa steam menuju steamer.


11. Cutter
Fungsi : untuk memotong mie dengan tekanan dan kecepatan 70 potong/ menit. Jumlah mesing yang ada sebanyak 12.
Prinsip kerja : yaitu untaian mie ditekan dengan kecepatan tinggi.
12. dryer
Fungsi : untuk mengeringkan mie hingga dihasilkan kadar air mie mencapai 2,5- 3 % dengan medium perantara panas sehingga diperoleh kematangan mie yang merata (tidak case hardening) selama 70- 77 detik.
13. Cooling box
Fungsi : untuk mendinginkan mie setelah mie ke luar dari mesin penggorengan hingga diperoleh mie yang mencapai suhu ruang.
Prinsip kerja : karena adanya aliran udara dari kipas/ fan di dalam cooling box.
14. Mesin pengemas
Fungsi : untuk mengemas mie dengan etiket.
Prinsip kerja : merekatkan dan melipat bagian bawah kemasan. Kemasan panjang dengan long sealer, bagian atas dengan upper sealer, dan bagian lebar dengan end sealer.
Peralatan yang digunakan pada proses pembuatan mie kering ini meliputi:
1. Pallet kayu : Sebagai dasar tumpukan dari bahan yang disimpan di dalam gudang.
2. Forlkip : Alat untuk mengangkut bahan- bahan yang datang dari kendaraan untuk diangkut ke tempat penyimpanan ataupun untuk mempermudah pengankutan pallet barang dalam penataan di gudang.
5. Kereta dorong : Untuk mengangkut barang- barang dari ruang proses ke gundang.
6. Hand pallet : Alat yang berupa landasan segi empat yang digunakan utuk mengangkut muatan atau bahan- bahan untuk didorong oleh pekerja, biasanya dengan bantuan pegangan pada salah satu ujungnya atau dengan bantuan kereta dorong.


F. Layout
1. Layout pabrik
Layout pabrik adalah cara penempatan fasilitas produksi untuk memperlancar jalannya proses produksi yang efektif dan efisien.
Di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk telah mendesain tata letak pabrik dengan sedemikian rupa sehingga akan memperlancar aktivitas baik karyawan dan hal- hal yang menyangkut proses produksi misalnya gudang bahan baku dekat dengan ruang proses produksi.
2. Layout Mesin dan Alat Produksi
Gambar 4.7 Layout Mesin dan Alat Produksi
Ket gambar:
1. Tempat bahan baku                     9. Steamer
2. Screw                                         10. Cutter
3. Mixer                                          11. Dryer
4. Dough feeder                               12. Coller
5. DCM(dough compound machine) 13. Packer
6. Laminate rotler                           14. Product conveyor
7. Continou rotler                            15. Carton sealing machine
8. Slitter (Pencetakan untaian mie)
Di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk bentuk pola proses produksi dapat terlihat pada penempatan mesin- mesin proses, mulai dari penuangan bahan baku hingga proses packing secara berurutan sehingga akan mempermudah karyawan dalam bekerja. Karena akan berpengaruh pada hasil produksi. Maka tujuan utama dari tata letak pabrik adalah mengatur area dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi, aman dan nyaman sehingga dapat meningkatkan semangat kerja dan performans dari karyawan.
Hal- hal yang harus dilakukan dalam penanganan produk akhir adalah sebagai berikut :
a. Produk disimpan di dalam gudang dengan penataan di atas pallet.
b. Penempatan diatur dengan sistem FIFO (First In First Out).
c. Sistem handling yang baik misalnya, dihindarkan dari tempat yang basah dan panas pada saat penataan dalam gudang, pengangkutan tidak boleh dibanting.
d. Kebersihan pallet harus selalu terjaga untuk menghindari kemungkinan kontaminasi serang
























                                                                  BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.   Proses produksi mie kering di PT. Tiga Pilar Sejahtera sesuai landasan teori.
2. Pengendalian mutu yang dilakukan PT Tiga Pilar Sejahtera meliputi : pengendalian mutu bahan baku dan bahan pembantu, pengendalian mutu proses, serta pengendalian mutu produk akhir mie.
3. Tujuan dari masing- masing pengendalian mutu adalah untuk menghasilkan produk akhir mie yang berkualitas baik sehingga dapat diterima oleh konsumen.
4.  Dari hasil Kunjungan dapat diketahui bahwa konsistensi mutu mie kering di PT. Tiga Pilar Sejahtera dapat terjaga dengan menetapkan sitem pengendalian kualitas dari manual mutu ISO 9001 : 2200, sistem jaminan halal dan SNI.



















DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2010. Produk Mie. www.google.com .
Anonimb. 2010. Kandungan Gizi Mie Kering. www.google.com
Anonimc. 2010. Tepung. http://id.wikipedia.org/wiki/tepung .
Anonimd. 2010. Tepung Gandum dan Tepung Terigu.
http://id.wikipedia.org/wiki/Gandum
Anonime. 2010. Gizi dan Kuliner. www. Indohalal. com.
Anonimf. 2010. Pengaruh Air pada Mie. www. Indohalal. com.
Astawan, Made. 2008. Membuat Mie dan Bihun. Penebar Swadaya. Bandung.
Desrosier, N W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Diterjemahkan oleh
Muljohardjo M. UI Press. Jakarta
Direktorat Gizi. Depkes. 1992.
Haryadi, 1999. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati. PAU. Pangan dan Gizi.
IPB. Bogor.
Jennie, Betty Sri Laksmi. 1988. Sanitasi Dalam Industri Pangan. IPB Press.
Bogor.















LAMPIRAN FOTO


 









 LAMPIRAN TABEL

PEMERIKSAAN SARANA PENGOLAHAN
PRODUK OLAHAN MIE


JENIS INDUSTRI : INDUSTRI BESAR

NAMA DAN ALAMAT PERUSAHAAN
PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD
Jln. Grompol – Jambangan Km 5,5
Masaran, Sragen- Jawa Tengah
Indonesia.
Tel. (62-271) 8203000
Fax. (62-271) 822333
TAHUN BERDIRI
1992

JUMLAH KARYAWAN
2834 Orang



PRODUK: bihun, mie kering, mie cap cangak ular, mie superrior, mie kremes,dll
NO.REGISTRASI







ISI DENGAN: B = BAIK, S= SEDANG, K= KURANG
Beri tanda v pada pertanyaan yang jawabannya ya

A.      MANAJEMEN
KETERANGAN PEMERIKSAAN

B
1.           Pemahaman perlunya pengawasan makanan?
 1.   Apakah pimpinan perusahaan serta para menejernya memahami akan perlunya pengawasan makanan ?
2.     Apakah meraka mau bekerja sama dengan pengawas makanan dalam melancarkan kegiatan pemeriksaan ini?
ü  

 B
2.       Kerja sama dengan pengawas?

ü     


HASIL PENILAIAN
B








B.    LINGKUNGAN SARANA PENGOLAHAN DAN PENGENDALIANNYA
KETERANGAN PEMERIKSAAN

B
1.     Tanaman air
1.     Apakah lingkungan sarana pengolahan terawat baik bebas dari tumbuhnya tanaman liar?
2.     Apakah halaman disekitar sarana pengolahan bersih, bebas dari sampah?
3.     Tersediakah tempat sampah yang cukup?
4.     Tersediakah tangkai septik untuk keluar masuk ke ruang pengolahan?
ü     

B
2.     Kebersihan

ü     

B
3.     Tempat sampah

ü     

B
4.     Tangkai septik

ü     


HASIL PENILAIAN
B








C.    HAMA LINGKUNGAN
KETERANGAN PEMERIKSAAN

B
1.     Binatang menggerat
1.      Apakah lingkungan sarana pengolahan bebas dari binatang penggerat seperti tikus dan sejenisnya
2.      Apakah lingkungan sarana pengolahan bebas dariserangga seperti lalat, kecoa dan sejenisnya?
3.      Apakah lingkungan sarana pengolahan bebas dari hewan termak atau hewan peliharaan?
ü   

B
2.     Serangga
ü   

B
3.     Hewan termasuk/peliharaan

ü   

HASIL PENILAIAN
B








D.    KONDISI UMUM SARANA PENGOLAHAN
KETERANGAN PEMERIKSAAN

B
1.     Kondisi bangunan

1.      Apakah kondisi lingkungan secara keseluruhan baik?
2.      Apakah bangunan dibuat dengan rancangan tidak dimasuki binatang penggerat?
3.      Apakah bangunan dibuat dengan rancangan tidak dimasuki serangga?
4.      Apakah bangunan cukup luas untuk melakukan kegiatan pengolahan?
5.      Apakah bangunan dirawat dengan baik?


B
2.     Anti binatang penggerat

ü   

B
3.     Anti serangga

B
4.     Kesesuaian dan kegunaan
ü   

B
5.     Perawatan bangunan

ü   


HASIL PENILAIAN
B
ü   








           
E.    RUANGAN PENGOLAHAN
KETERANGAN PEMERIKSAAN

B
1.  Kondisi lantai
1.      Apakah konstruksi lantai telah memenuhi syarat; kekuata, tidak licin, dan mudah dibersihkan?
2.      Apakah lantai bersih dari debu,lendir, dan kotoran lainnya?
3.      Apakah konstruksi dinding telah memenuhi syarat; kekuatan, tidak forus, dan mudah dibersihkan serta dengan sudut higienik?
4.      Apakah dinding bersih dari debu, lendir, noda hitam jamur dan kotoran lainnya?
5.      Apakah konstruksi langit telah memenuhi syarat; kekuatan dan mudah dibersihkan?
6.      Apakah langit-langit bebas dari debu, sang laba-laba dan kotoran lainnya?
ü   

B
2. Kebersihan lantai


ü   

B
3. Konstruksi dinding
ü   

B
4.   Kebersihan dinding

B
5.   Konstruksi langit-langit
ü   

B
6.   Kebersihan langit-langit
ü   

HASIL PENILAIAN
B
ü   










F.     KELENGKAPAN SARANA PENGOLAHAN
KETERANGAN PEMERIKSAAN

B
1.  Sarana pencucian
1.      Tersediakah sarana pencucian, khususnya sarana cuci tangan dalam jumlah cukup di dalam ruang pengolahan?
2.  Tersediakah sarana toilet dalam jumlah cukup di sekitar ruang pengolahan?
3a.  Apakah ruang pengolahan cukup terang bagi karyawan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dn teliti?
3b.  Apakah semua lampu terlindungi dengan penutupyang aman (safety fixture)
ü   

B
2.   Toilet

ü   

B
3.   Penyinaran

ü   

HASIL PENILAIAN
B
ü   








G.   SANITASI SARANA PENGOLAHAN
KETERANGAN PEMERIKSAAN

B
1. Sarana pembersihan pabrik
1.      Tersediakah unit khusus membersihkan ruang pengolahan
2.      Apakah kegiatan pembersihan dilakukan cukup sering untuk dapat menjaga agar ruang pengolahan tetap bersih?
3.      Apakah kegiatan pembersihan cukup efektif dalam menjaga agar ruang pengolahan tetap bersih?
4a.Tersediakah desinfektan untuk kegiatan pembersiahan(lantai)?
4b. Apakah desinfektan tersebut dari jenis yang di rekomondasikan?
ü   

B
2. Frekuensi

ü   

B
3. Efektivitas

B
4.     Detergen dan desinfektan
ü   

ü   

HASIL PENILAIAN
B

ü   








H.    HAMA DI DALAM SARANA PENGOLAHAN
KETERANGAN PEMERIKSAAN

B
1. Tikus
1.      Apakah sarana pengolahan bebas dari tikus atau kotoran lainnya?
2.      Apakah sarana pengolahan bebas dari lalat yang berterbangan
3.      Apakah sarana pengolahan bebas darihewan peliharaan atau kotorannya?
4.      Apakah sarana pengolahan bebas dari hama lainnya?
ü   

B
2. Lalat

ü   

B
3. Hewan peliharaan

ü   

B
4. Hama lainnya

ü   

HASIL PENILAIAN
B










I.      PERALATAN
KETERANGAN PEMERIKSAAN

B
1. Sanitasi
1a.  Apakah peralatan yang digunakan dalam keadaan berjalan baik dan bersih?
1b.  Apakah jadwal pemeliharaan dan pembersihan yang tetap terhadap peralatan yang digunakan?
2. Apakah peralatan yang digunakan dirancang secara higienik dan mudah dibersihkan?
3. Apakah peralatan yang digunakan dapat dikatagorikan canggih?
ü   

B
2. Rancangan

ü   

B
3. Kecanggihan peralatan

ü   

HASIL PENILAIAN
B

ü   








J.     SUPLAI AIR
KETERANGAN PEMERIKSAAN

B
1. Sumber air
1a. Apakah suplai air dari sumber yang aman?
1b. Apakah ada tindakan pengamanan terhadap sumber air
2a.  Apakah air diberi perlakuan terlebih dahulu sebelum digunakan seperti penjernihan?
2b.  Apakah ada unit yng bertugas menguji mutu air?
ü   

B
2. Perlakuan terhadap air

ü   

ü   

ü   

HASIL PENILAIAN
B








K.    HIGIENE KARYAWAN
KETERANGAN PEMERIKSAAN

B
1. Istruksi hygiene
1a.Apakah karyawan diinstrusikan untuk melakukan praktek-praktek higiene ini?
1b.Apakah karyawan memeperoleh instruksi tentang praktek-praktek higiene ini?
2. Apakah karyawan menggunakan sarung tangan , dan masker pada saat di bekerja?
3. Apakah karyawan selalu mencuci tangan ketika dia kembali bekerja?
4. Apakah karyawan yang sakit diharuskan istirahat sampai yang bersangkutan sembuh kembali?
5. Apakah praktek-praktek higiene scara umum sudah diterapkan oleh seluruh karyawan di pabrik?
ü   

B
2. Pakaian, sarung tangan, dan masker

ü   

B
3. Pencucian tangan

B
4. Kesehatan karyawan
ü   

B
5. Pelaksanaan praktek hygiene
ü   

HASIL PENILAIAN
B
ü   

ü   










L.    TINDAKAN PENGENDALIAN
KETERANGAN PEMERIKSAAN

B
1. Bahan mentah
1a. Apakah bahan mentah ditangani scara hati-hati sehingga terhindar dari kontaminasi oleh microba, bahan berbahaya, dann cemaran lainnya?
1b.Apakah ada upaya untuk selalu memakai bahan mentah yang baik mutunya?
2a.Apakah ada penanganan khusus terhadap bahan tambahan makanan agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya?
2b.Apakah ada upaya untuk selalu mengecek bahwa BTP makanan yang digunakan termasuk yang diizinkan?
3a.Apakah proses pengolahan selalu di cek agar dilakukan secara benar?
3b.Apakah dilakukan HACCP terhadap pengolahan yang dilakukan?
4a.Apakah produk akhir di tangani dengan benar sehingga terhindar dari kontaminasi silang baik dari mikroba, bahan berbahaya dan cemaran lainnya?
4b.Apakah produk akhir selalu diuji mutunya?
5.Apakah produk akhir selalu didistribusikan melalui sarana pengiriman yang memadaai?
ü   

B
2. Bahan tambahan

ü   

B
3. Proses pengolahan
ü   

ü   

B
4. Produk akhir

ü   

ü   

B
5. Pengiriman

ü   

HASIL PENILAIAN
B
ü   

ü   








M.   PENGEMASAN DAN PELABELAN
KETERANGAN PEMERIKSAAN

B
1. Jenis kemasan
1. Apakah jenis pengemas yang dipakai aman bagi konsumen?
2. Apakah pengemas dalam keadaan bersih, bebas dari debu, sarang laba-laba dan kotoran lainnya?
3. Apakah gudang bebas dari binatang mengerat seperti tikus ataupun kotorannya?
ü   

B
2. Kondisi pengemas

ü   

ü   

HASIL PENILAIAN
B